Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2018

Sebuah Rasa

Sebuah Rasa Oleh : Isni Ngalifah Jika rasa ini tumbuh dan hadir Tidak perlu memberontak Hadapi dan nikmati Tidak perlu terburu diungkapkan Biarkan diri ini yang tau Karena saat ini, Aku hanya mampu membisikkan namamu dalam setiap doa panjangku Rangkaian kata yang tercurah dari jauh lubuk di dalam hati Biarkanlah sang kuasa yang mendengar Karena sejatinya jika dia untukku Maka akan hadir di saat yang tepat. Yogyakarta, 30 Oktober 2018 #komunitasonedayonepost #odopbatch_6 #day58

Sepucuk Surat untuk PJ ODOP Batch 6

Assalamualaikum Wr. Wb. Ter-untuk PJ ODOP Batch 6 yang kece badai. Sejujurnya aku bingung gimana membuat surat cinta, aku bahkan tak pandai menyusun kata. Bagaimana dengan membuat surat cinta? Biasanya juga di buatin. #hehehe. Mungkin tak ada kata yang mampu lagi terucap, mengingat segala kasih sayang yang kalian berikan untuk kami. Mengingat segala jasa tanpa balas budi yang kalian berikan. Rela meluangkan waktu di atas kesibukkan. Aku yakin, kalian pastinya harus membagi waktu dengan sebaiknya hanya untuk membagi ilmu untuk kami. Semoga segala kebaikan yang kalian berikan di balas oleh Allah suatu saat nanti. Bahkan tak lelah PJ mengingatkan, menasehati kami, membangkitkan semangat kami ketika mulai kendor. Tanpa kalian mungkin perjalanan jauh kami tak akan sampai di titik ini. Kalian membagikan ilmu yang sangat bermanfaat. Dari yang kami tak tau menjadi tau. Bahkan aku pertamakalinya belajar nge-blog sehingga menjadikan tantangan tersendiri bagiku. Dengan adany

Kasihmu Ibu

Gambar
Kasihmu Ibu Oleh : Isni Ngalifah Kasihmu tak terbatas waktu Membentang luas bagai samudra Tak berujung bagai langit biru Oh, Ibu… Hatimu lapang menghadapiku Meski polah tingkah menjengkelkanmu Tiada henti kau menasehatiku Agar aku menjadi anak yang baik Cintamu tiada henti Perhatianmu selalu tercurah Untuk anak-anakmu tersayang Ibuku tersayang Kau adalah yang terbaik dari yang terbaik Kau tak kan pernah tergantikkan Maafkan aku belum bisa membahagiakanmu Maafkan aku belum bisa membalas segala jasamu Doa baikku selalu untukmu, sehat selalu sepanjang usia. Terimakasih ibu, atas segala kasih sayang yang kau beri. Yogyakarta, 30 Oktober 2018 #komunitasonedayonepost #odopbatch_6 #day56

Ternyata Allah Rindu

Gambar
Ternyata Allah Rindu Oleh : Isni Ngalifah Ku terbangun dalam sajak Mengerjap menelisik ruang Ku beranjak mengambil air wudhu Ku tunaikan sepertiga malamku Aku tersadar, Ternyata Allah rindu Rindu akan isakan dalam doa-doa khusyu’ ku Rindu akan sujud lama di sepertiga malamku Aku terdiam menengadah Memanjatkan doa-doa memohon ampun-Nya Atas segala rasa syukur yang terlupa Bahwa segalanya datang hanyalah dari-Nya Yogyakarta, 28 Oktober 2018 #komunitasonedayonepost #odopbatch_6 #tantangan7 #fiksi #day54

Di Ujung Senja

Gambar
Di Ujung Senja Oleh : Isni Ngalifah Senja menari menampakkan keindahannya Bergelut pada senja menunggu kedatangannya Di ujung dermaga aku menantikannya Wahai sang pujangga hati Sayup-sayup terdengar Gesekan biola dengan nada khasnya Semakin mendekat dan mendekat Seperti ilusi tanpa ada kehadirannya Tapi kini nyata Bahkan aku tak berani untuk menengok Tidak ingin kecewa untuk kesekian kalinya Di ujung senja Aku menunggu hingga kini Di ujung senja Kau hadir untuk kembali. Yogyakarta, 28 Oktober 2018 #komunitasonedayonepost #odopbatch_6 #day53

Berbaur dengan Alam Semesta

Angin semilir menambah sejuknya suasana. Hari ini adalah hari yang akan jadi kenangan terindah dalam hidupku. Hari ini aku mengerti. Mengerti tentang makna sebuah perjalanan, tentang alam dan semesta. Semesta kali ini mengajakku berbicara tentang keindahannya. Senja yang menyambut kedatanganku untuk pertamakalinya di atas awan. Aku memandang sekeliling, takjub dan merasa tidak sia-sia setelah berjalan mendaki, menerjang segala rintang. Sungguh, semesta aku jatuh cinta untuk pertamakalinya. Di sambut pagi dengan terbitnya mentari, muncul malu-malu menampakkan dirinya. Secangkir kopi tak lupa menemaniku menikmati keindahannya. Begitu lengkap dengan berkumpulnya sahabat tercinta. Di tambah petikan gitar dan suara sumbar di pagi ini. Menjadikan kenangan yang begitu lengkap dan sempurna. Tak ingin berlalu begitu saja, jika bisa aku ingin menghentikan waktu sejenak agar bisa bersama-sama lebih lama. Obrolan yang bercampur dengan canda hingga membuat ketawa-ketiwi. Aku akui kadang meman

First Love Fazila (Bagian 6)

Hari ini pun tiba. Hari bahagia bagi Hasna dan teman-temannya. Tak lupa juga hari bahagianya Fahri. Hari di mana mereka sekarang resmi mendapat gelar sarjana. Fazila turut bahagia akan hal itu, tetapi ada sedikit kesedihan di jauh lubuk hatinya. Hari ini mungkin akan menjadi hari terakhirnya bertemu dengan Fahri. Sejujurnya, Fazila sudah tidak terlalu mengharapkannya tetapi perasaan itu akan tetap ada. Ia bersiap-siap untuk datang ke wisudanya mereka. Tak lupa ia bawakan hadiah untuk Hasna. “Has, Barakallah ya. Semoga ilmunya barokah.” ucap Fazila sambil memeluk sahabatnya dan memberikan hadiah untuk sahabatnya itu. “Makasih Zil.”   balas memeluk Fazila. “Loh, itu buat siapa Zil?”   tanya Hasna penasaran. “Emm, ga buat siapa-siapa kok.” jawab Fazila gelagapan. “Aku tau nih, pasti buat Fahri ya?” tanya Hasna lagi. “Iya nih, aku Cuma ingin ngucapin selamat aja buat dia kok. Tapi aku titipin kamu aja ya Has?” akhirnya Fazila pun membenarkan pertanyaan Hasna. Bagaimanapun ia

First Love Fazila (Bagian 5)

Hari demi hari berlalu hingga kini Fazila sudah menginjak semester lima. Begitu cepatnya waktu berlalu, begitu juga perasaan yang kian tumbuh tanpa Fazila mengetahui apa yang dirasakan oleh Fahri. Hanya senyum dan obrolan singkat yang mereka lakukan sejauh ini. Itupun setiap pertemuan yang tidak disengaja. Dan kali ini berbeda dengan hari biasanya. Fazila melihat Fahri masuk ke dalam kelasnya dan mendatangi meja salah seorang temannya. Ini adalah ujian akhir semester lima hari pertama, entah apa yang membuatnya datang ke kelas di saat ujian begini. Fazila memang tidak terlalu dekat dengannya, yang ia tau namanya Dinda. “Din, kamu gapapa kan?” tanya Fahri khawatir. “Aku nggapapa kok. Sudah buruan ke kelasmu ntar ujianmu telat.” jawab Dinda. “Ini jangan lupa di makan.” Fahri meletakkan coklat ke laci Dinda dan mendapatkan tatapan heran oleh teman sekelasnya. Fazila   yang melihat itu, hatinya sakit. Ini adalah pertamakalinya ia jatuh cinta dan untuk pertamakalinya patah. Ia t

First Love Fazila (Bagian 4)

Hari ini seperti biasa Fazila melakukan kewajibannya sebagai seorang muslim. Selagi ia mampu untuk ke masjid, sudah menjadi rutinitas baginya untuk melakukan ibadah sholat subuh di masjid. “Assalamualaikum, Zila.” sapa seseorang yang familiar bagi Fazila. “Waalaikumussalam, Fahri.” jawab Zila singkat karena kegugupannya. “Tumben sendiri, Hasna ke mana?” tanya Fahri. “Lagi ga sholat dia.” jawabnya singkat. Akhirnya Fahri mengajak Fazila ngobrol di selingi candaannya yang pada akhirnya mereka berpisah di persimpangan karena jalan mereka tidak searah lagi. Sejujurnya Fazila ingin ngobrol lebih banyak bersama Fahri, tetapi bagaimana lagi mereka harus balik ke kos masing-masing. Fazila tidak akan pernah lupa akan obrolannya bersama Fahri. Fahri yang asik, baik, suka bercanda. Seperti biasa Fazila ke perpustakaan untuk sekadar wifian atau belajar bersama teman-temannya. Mumpung ada wifi gratis dimanfaatin dong hehe. Lagian di perpustakaan kampus tidak ada novel, kalau perpustak

First Love Fazila (Bagian 3)

“Hai Zil, Has.” sapa Fahri. “Ada apa kamu kesini Fahri? Kok bisa tau rumahku?” tanya Zila penasaran. “Aku ke sini untuk mengantar ini.” jawab Fahri sambil mengulurkan kotak terbungkus rapi dengan tertulis alamat dan namaku. “Fahri, masih kerja di kantor pengiriman barang?” tanya Hasna. “Masih Has, lumayan kan buat tambahan uang jajan biar tidak selalu minta dengan orangtua.” jawab Fahri. Jawaban yang mampu membuat Fazila jatuh berkali-kali kepadanya. Tentang itu, apakah aku pantas berada di sampingnya, batin Fazila. “Udah baik, keren lagi.” Gurau Hasna yang di sambut dengan senyuman Fahri. “Yaudah, aku langsung balik aja ya soalnya masih banyak nih yang belum aku antar. Assalamualaikum Has, Zil.” pamit Fahri yang di sambut balasan salam oleh mereka berdua dengan antusias. Kali ini Fazila bahagia akan satu hal, Fahri mengetahui rumahnya. “Bahagia nih yee.” goda Hasna sambil berjalan menuju kamar Fazila. “Apaan sih, Has.” jawab Fazila dengan muka jengkel. Begini akh

Dialog Kopi

Dialog Kopi Bercerita tentang kopi. Aku memang menyukai kopi tetapi mencoba kopi buatan barista bahkan bisa di hitung menggunakan jari. Suatu hari aku bermain ke tempat bekerja temanku. Dan di sana ada temannya. Entah dari mana pembicaraan ini di mulai. Ketika menyinggung kopi langsung semangat untuk di bahasnya. Dia enak di ajak ngobrol dan akhirnya pun ngalor-ngidul membahas kopi. Kebetulan dia bekerja part time di sebuah kedai kopi. Hal itulah yang membuatku semakin semangat untuk membahasnya. Dia (aku lupa namanya)hehehe. Meskipun masih belajar menurutku pengetahuannya tentang kopi sudah cukup banyak. Sedikit sejarah tentang kopi akan aku selipkan untuk melengkapi kisah. Sejarah kopi pertama kali tercatat pada abad ke-9. Awalnya, biji kopi hanya ditemukan di Benua Afrika, tepatnya kawasan Etiopia. Pada waktu itu, masyarakat Etiopia mengonsumsi kopi untuk memenuhi kebutuhan energi. Nah , baru setelah beberapa abad kemudian, kopi mulai tersebar di Semenanjung Arab. Berbeda deng

Kisah Si Koin

Terdengar isak tangis yang terdengar samar-samar di kebun belakang rumah Tuan Deri. “Teman, kalian mendengar suara tangisan tidak?” tanya si Merah. “Iya, aku tidak asing dengan suara itu.” Jawab si Biru. “Teman-teman, ayo kita lihat kesana.” Si Merah mengajak teman-temannya untuk mengunjungi taman belakang. “Koin, kamu kenapa?” tanya si Biru. “Tuan muda, membuangku dan teman-temanku juga.” Masih dengan isakannya. “Kenapa tuan tidak menghargai kalian dan membuangnya begitu saja.” Jawab si Merah. “Tuan muda tidak menyukai kehadiranku, aku hanya koin tidak berarti apa-apa baginya, tidak seperti kalian yang sangat berharga di mata tuan muda.” Jawab si Koin. “Kita harus memberi pelajaran untuk tuan muda.” Kata si Biru dan Merah kompak. “Bagaimana caranya?” tanya si Koin merasa kebingungan dengan sikap si Biru dan si Merah. “Kamu ikut bersama kami.” si Biru dan si Merah beserta teman-temannya mengajak Koin untuk pergi meninggalkan tempat itu. Mereka pergi meninggalkan t

Tentang Rindu

Gambar
Tentang Rindu Oleh : Isni Ngalifah Sunyi senyap dalam gelap Malam mencekam Rindu tertahan Menunggu hingga pagi pun datang Menyulam rindu hingga tertumbuh Menyempurna dan menjaganya Hingga membuncah saatnya tiba Tak akan terganti karna kau belahan jiwa. Yogyakarta, 20 Oktober 2018 #komunitasonedayonepost #odopbatch_6 #day45

Apa Kabar Hati?

Apa Kabar Hati? Waktu demi waktu sudah berlalu. Tak menyangka bukan? Sepertinya baru kemarin kita sering bertengkar di dalam kelas. Sepertinya baru kemarin kamu bercanda dan tertawa bersamaku dan menjadikanku sandaran atas keluh kesahmu. Sepertinya baru kemarin kamu memilih hati yang baru dan bertekad untuk meninggalkanku. Bagaimana bisa aku percaya padamu? Padahal dalam kenyataan kamu membagi hati untuk sahabatku. Dua tahun berlalu, dan dilalui tanpa kehadiran seseorang yang cukup berarti. Kata move on mungkin sudah aku dengar berkali-kali dari sahabat-sahabatku. Tetapi bagaimana bisa? Jika hati tetap memilihmu. Aku merelakanmu pergi tetapi kenapa harus sahabatku sendiri yang menggantikanku? Bagaimana bisa kamu menutup rapat hubunganmu dengannya ketika bersamaku. Apakah kamu tidak pernah berfikir tentang perasaanku sama sekali? Bagai daun kering yang jatuh dan diinjak oleh banyak orang. Sepertinya aku tidak berarti sekali dalam hidupmu. Kali ini aku menyerah. Jika kamu lebih b

Serbuk Daun Bidara

Gambar
Serbuk Daun Bidara Kali ini saya ingin berbagi tentang berbagai manfaat serbuk daun bidara. Daun bidara memiliki berbagai manfaat di antaranya adalah sebagai berikut : Sarana ruqyah gangguan jin/ sihir. Peremajaan kulit Anti oksidan Mengobati penyakit lambung Mengobati diabetes mellitus Mengobati kanker Mengobati tumor Mengobati kista Antiseptic Mengatasi keputihan Kesehatan tulang dan gigi Demam Bisul Ambeyen Ejakulasi dini Anti inflamasi Melancarkan peredaran darah Membersihkan darah Menurunkan kadar gula Memandikan jenazah Mandi wajib Peremajaan kulit Mengobati penyakit akibat bakteri/ virus, dll. Cara penggunaan : Terapi Ruqyah : Gunakan 1 sdt bubuk daun sidr/ bidara dilarutkan dengan air panas jadikan 1 gelas lalu diminumkan. Bila diperlukan mandikan pasien dengan larutan daun bidara yang dimasukkan ke dalam bejana dengan takaran 3 sdm bubuk daun bidara. Untuk kecantikan : 1 sdm daun sidr/ bidara larutkan dengan air pana

Merajut Aksara

Merajut Aksara Oleh : Isni Ngalifah Kertas kosong yang mulai terisi Coretan-coretan abstrak tersusun rapi Hari demi hari ku bertekad untuk memulainya Hingga lembaran kosong itu terisi Penuh oleh rangkaian aksara Merajut kisah untuk di kenang Bagai merajut benang Butuh kesabaran dan perjuangan Untuk mencapai di titik puncak Merajut aksara di dunia Bersama secangkir kopi tak terlupa Paduan yang cocok untuk bercerita Dari pagi hingga senja tiba Tak akan terasa berlalunya. Yogyakarta, 20 Oktober 2018 #komunitasonedayonepost #odopbatch_6 #day42

FIRST LOVE FAZILA 2

Siang yang terik membuat Hasna malas untuk beranjak pulang dan berakhir mereka di Rumah Fazila. Hanya untuk sekedar berbincang dan sibuk dengan novel di tangan masing-masing. Ya, mereka mempunyai hobi yang sama. Hal itu, membuat persahabatan mereka semakin dekat, saling bertukar novel berbagi cerita dan masih banyak yang lainnya. Karena besok libur makanya Fazila pulang ke rumah dan Hasna pun mampir ke rumahnya mengingat rumahnya yang melewati rumah Fazila. “By The Way , suara Fahri bagus ya, Zil.” Entah kenapa Hasna mendadak ngomongin Fahri. “Hmm.” Fazila hanya bergumam menjawabnya. Ia akui suara Fahri emang bagus dan diam-diam juga ia telah menaruh hati kepada Fahri. “Kok responmu cuma gitu doang si, Zil?” tanya Hasna penasaran. “Iya emang bagus kok.” Jawab Fazila masih fokus dengan novel yang di bacanya. “Kuliahmu gimana?” tanya Hasna lagi. “Gak seperti yang aku bayangin, banyak tugas ini itu. Aku kira kuliah ga sesibuk kayak waktu SMA tapi kenyataannya malah sibuk bang