Berbaur dengan Alam Semesta


Angin semilir menambah sejuknya suasana. Hari ini adalah hari yang akan jadi kenangan terindah dalam hidupku. Hari ini aku mengerti. Mengerti tentang makna sebuah perjalanan, tentang alam dan semesta. Semesta kali ini mengajakku berbicara tentang keindahannya. Senja yang menyambut kedatanganku untuk pertamakalinya di atas awan. Aku memandang sekeliling, takjub dan merasa tidak sia-sia setelah berjalan mendaki, menerjang segala rintang. Sungguh, semesta aku jatuh cinta untuk pertamakalinya.
Di sambut pagi dengan terbitnya mentari, muncul malu-malu menampakkan dirinya. Secangkir kopi tak lupa menemaniku menikmati keindahannya. Begitu lengkap dengan berkumpulnya sahabat tercinta. Di tambah petikan gitar dan suara sumbar di pagi ini. Menjadikan kenangan yang begitu lengkap dan sempurna. Tak ingin berlalu begitu saja, jika bisa aku ingin menghentikan waktu sejenak agar bisa bersama-sama lebih lama.
Obrolan yang bercampur dengan canda hingga membuat ketawa-ketiwi. Aku akui kadang memang receh sekali tetapi itulah kita. Itulah yang membuat kita semakin dekat dan dapat menghilangkan kepenatan setelah fokus pada alur kehidupan. Kadang memang kita membutuhkan waktu hanya sekadar untuk menyegarkan kembali fikiran, berbaur dengan alam salahsatunya. Berbaur dengan alam tanpa merusaknya dan tetap menjaga keindahannya.
Aku mendengar perbincangan antara seseorang. Bapak dan anak jika dilihat dari parasnya.
"Dek, dari puncak sini kamu melihat rumah di bawah sana bukan?" tanya seorang Bapak.
"Iya terlihat Ayah, tetapi nampak kecil seperti rumah di kartun." jawab seorang Anak dengan polosnya.
"Menurut Adek, orang yang di bawah sana bisa melihat kita?" tanya seorang Bapak lagi.
"Tidak Yah." jawabnya singkat.
"Itu berarti suatu saat jika kamu berada di atas jangan merasa tinggi apalagi sombong karena kita manusia diciptakan semua sama. " Seorang Bapak menjelaskan dengan telaten.
Itulah sedikit percakapan singkat yang aku dengar saat berada di puncak. Banyak makna kehidupan tentang berbaur dengan alam.
Berjalan mencapai puncak memang tak mudah, tetapi juga harus menghadapinya. Banyak sepak terjang, lika-liku, dan berbagai rintangan lainnya. Jangan menyerah dengan mudah begitu juga tentang menghadapi hari esok. Kita tidak pernah tau kapan keberhasilan akan menghampiri kita, yang kita tau terus berjuang untuk mencapainya. Jika menyerah, dan ternyata puncak tinggal sejengkal bukankah semua akan sia-sia? Jadi, hadapi dan nikmati segala prosesnya tanpa melupakan bersyukur atas segala nikmat-Nya.

#komunitasonedayonepost
#odopbatch_6
#day52

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Novel “BUMI CINTA”-Habiburrahman El-Shirazy

Sebuah Rahasia

Raih Keberkahan dengan Menebar Kebaikan