REVIEW NOVEL “Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin”

REVIEW NOVEL “Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin”

Judul : Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
Pengarang : Tere Liye
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 264 halaman

Dia bagai malaikat bagi keluarga kami. Merengkuh aku, adikku, dan Ibu dari kehidupan jalanan yang miskin dan nestapa. Memberikan makan, tempat berteduh, sekolah dan janji masa depan yang lebih baik.

Dia sungguh bagai malaikat bagi keluarga kami. Memberikan kasih sayang, perhatian, dan teladan tanpa mengharap budi sekali pun. Dan lihatlah, aku membalas itu semua dengan membiarkan mekar perasaan ini.

Ibu benar, tak layak aku mencintai malaikat keluarga kami. Tak pantas. Maafkan aku, Ibu. Perasaan kagum, terpesona, atau entahlah itu muncul tak tertahankan bahkan sejak rambutku masih di kepang dua.

Sekarang, ketika aku tahu dia boleh jadi tidak pernah menganggapku lebih dari seorang adik yang tidak tahu diri, biarlah…. Biarlah aku luruh ke bumi seperti sehelai daun..daun yang tidak pernah membenci angin meski harus terenggutkan dari tangkai pohonnya.

Ini sudah kedua kalinya saya membaca novel yang berjudul “Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.” Melihat dari judulnya yang membuatku penasaran untuk membaca novel ini. Pada dasarnya, saya emang suka membaca novel di lihat dari judulnya. Kalau tertarik baru deh di baca. Hehe. Novel bang Tere nih salahsatunya yang bisa bikin ngubek-ngubek hati pembaca.

Novel ini menggunakan alur maju mundur tetapi tetap mengalir dan tidak membuat bingung ketika saya membacanya. Suka banget sama gaya tulisannya bang Tere Liye. Novel yang berjudul “Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin” ini mengisahkan seorang Tania yang jatuh hati kepada malaikat penolongnya. Bahkan tak pernah terfikirkan oleh Tania akan kehidupan yang lebih baik. Mereka dipertemukan ketika Tania dan Dede (adiknya) sedang mengamen dan kaki Tania terkena paku. Bermula dari situlah Tania mengenal malaikat penolongnya, Danar. 

Danar banyak membantu Tania, Dede dan Ibunya. Hingga Tania bisa bersekolah lagi dan melanjutkan di Singapura. Terlepas dari kebahagiaan yang hadir bertubi-tubi, Ibu Tania sakit keras yang berakhir meninggalkan mereka untuk selama-lamanya. Hingga sepenuhnya biaya hidup Tania dan Dede di tanggung oleh Danar. Salahkah jika Tania jatuh hati kepada malaikatnya? Umur yang berjarak sangat jauh, 14 tahun.

Tidak sampai segitu saja, bang Tere Liye juga sangat lihai dalam mengolah konflik. Di mana seorang Tania cemburu dengan keberadaan Kak Ratna (pacar Danar). Dan di sub bab akhir-akhir juga malah dimunculkan konflik di mana Danar yang mengakui perasaannya ketika ia sudah mempunyai hidup sendiri dengan Kak Ratna. Tak lupa juga di sini di tonjolkan Anne sahabat Tania di Singapura. Dia adalah orang yang baik dan selalu memberikan saran-saran terbaik buat Tania. Yang aku sayangkan sih kenapa umur mereka terlampaui jauh gitu. Tapi mungkin ini keunikan dari novel ini sih ya! Hehehe.

Aku merekomendasikan buku ini buat teman-teman dan untuk novel ini aku kasih 4 bintang dari 5 bintang.

#ReviewBukuFiksi
#KelasFiksiODOP6
#OneDayOnePost

Komentar

  1. Duuuh aku belum selesaai baca buku ini. Minjem sih, wkwkwk. Baguus bgtt, bkin penasaran

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Novel “BUMI CINTA”-Habiburrahman El-Shirazy

Sebuah Rahasia

Raih Keberkahan dengan Menebar Kebaikan