First Love Fazila (Bagian 6)


Hari ini pun tiba. Hari bahagia bagi Hasna dan teman-temannya. Tak lupa juga hari bahagianya Fahri. Hari di mana mereka sekarang resmi mendapat gelar sarjana. Fazila turut bahagia akan hal itu, tetapi ada sedikit kesedihan di jauh lubuk hatinya. Hari ini mungkin akan menjadi hari terakhirnya bertemu dengan Fahri. Sejujurnya, Fazila sudah tidak terlalu mengharapkannya tetapi perasaan itu akan tetap ada. Ia bersiap-siap untuk datang ke wisudanya mereka. Tak lupa ia bawakan hadiah untuk Hasna.
“Has, Barakallah ya. Semoga ilmunya barokah.” ucap Fazila sambil memeluk sahabatnya dan memberikan hadiah untuk sahabatnya itu.
“Makasih Zil.”  balas memeluk Fazila.
“Loh, itu buat siapa Zil?”  tanya Hasna penasaran.
“Emm, ga buat siapa-siapa kok.” jawab Fazila gelagapan.
“Aku tau nih, pasti buat Fahri ya?” tanya Hasna lagi.
“Iya nih, aku Cuma ingin ngucapin selamat aja buat dia kok. Tapi aku titipin kamu aja ya Has?” akhirnya Fazila pun membenarkan pertanyaan Hasna. Bagaimanapun ia mengelak tetap saja akan ketauan sama Hasna.
“Yaudah sini, ntar aku kasihin ke dia.” jawab Hasna akhirnya. Ia mengetahui kalau sahabatnya ini sebenarnya masih mempunyai perasaan terhadap Fahri.

“Fahri, ini ada titipan buat kamu.” jelas Hasna ketika mereka bertemu di Aula.
“Dari siapa Has? Kok ga dikasihin ke aku sendiri.” jawab Fahri penasaran.
“Kamu liat aja sendiri, di dalamnya ada surat kayaknya.” jawab Hasna sambil berlalu meninggalkan Fahri yang masih penasaran. Setelah membuka kotak dan membaca surat itu ternyata ucapan selamat dari Fazila. Hatinya berdesir bahkan hanya menyebut namanya saja.
Satu hal yang Fahri sadari kini, ia akan memperjuangkan Fazila.

            Satu tahun berlalu, kini Fazila yang resmi menjadi Sarjana dengan predikat cumlaude. Orangtua Fazila sangat bahagia melihat anaknya sukses hingga kini. Di sisi lain Fahri sudah mendapatkan pekerjaan yang mapan. Setelah acara wisuda berakhir Fazila pulang ke rumahnya bersama keluarga besar.
“Assalamualaikum.” Pintu terdengar di ketuk oleh seseorang. Dan ketukkan itu, suara itu selalu tidak asing di telinga  Fazila.
“Waalaikumussalam, Fazila buru-buru menuruni tangga dan membukakan pintu.
“Fahri, ada apa kok kesini?” tanya Fazila dengan perasaan kalang kabut. Ini untuk keduakalinya Fahri mendatangi rumahnya.
“Ga di suruh masuk dulu?” tanya Fahri masih dengan senyum yang tidak berubah.
“Eh, iya masuk-masuk. Kamu duduk aja  dulu aku buatin minum dulu.” jawab Fazila sambil berlalu.
“Makasih minumnya. Ayah sama Bunda kamu ada?” tanya Fahri.
“Ada kok, mau aku panggilin?” jawab Fazila dengan kikuk.
“Yaudah panggilin aja.” jawab Fahri.

            Setelah beberapa saat Abbi dan Ummi Fazila datang. Fahri pun menyalami dengan sopan.
“Jadi maksud kedatangan kamu ke sini ingin mengkhitbah putri saya?” tanya Abbi Fazila sekali lagi. Beliau begitu kagum dengan keberanian Fahri.
“Iya Abbi, kalau Abbi mengizinkan dan Fazila  bersedia menerima saya.” jawab Fahri mantap. Ini adalah kebahagiaan terbesar bagi Fazila selama hidupnya. Akhirnya doa-doa sepertiga malamnya terjawab juga dan dikabulkan oleh Allah.

ENDING-

Masih belajar membuat cerita, maaf kalau tidak mengena. Sangat di tunggu Kritik dan saran dari teman-teman semua ^^

#komunitasonedayonepost
#odopbatch6
#day51

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Novel “BUMI CINTA”-Habiburrahman El-Shirazy

Sebuah Rahasia

Raih Keberkahan dengan Menebar Kebaikan