Titik Fokus


Titik Fokus

Sudah dua minggu tidak pulang dari kos, karena waktu longgar dan weekend maka aku memutuskan untuk pulang ke rumah yang terletak di sebuah perkampungan yang asri. karena kebanyakan deadline kadang membuatku tidak bisa menuntaskan salahsatunya. Di semester ini termasuk semester yang padat dengan jadwal kuliah dan tentunya dengan tugas-tugas. Karena aku aktif di salahsatu organisasi di Kampus maka waktu kadang aku bagi untuk kumpul di organisasi. Mungkin karena aku juga kurang bisa membagi waktu dengan baik maka kadang untuk menyelesaikan tugas kalau belum mendekati deadline karena alasan lelah maka saya tinggalkan terlebih dahulu. Salahsatunya, One Day One Post ini yang akhir-akhir ini saya mengerjakan dengan deadline yang begitu mepet dan membiarkan hutang begitu saja padahal hal ini membuat keteter di akhir. Takut juga sih kalau nantinya di keluarin dari grup, karena aku ingin benar-benar menuntaskan di Komunitas One Day One Post ini sampai akhir.
Ketika perjalanan mudik dengan naik bis umum aku memantapkan diri sambil mengerjakan tugas One Day One Post, lumayan kan jika mendapatkan satu atau dua karya, fikirku. Tetapi pada akhirnya sampai pemberhentian bis aku tidak menuliskan apapun di aplikasi WPS Office di handphoneku. Hal ini di sebabkan karena suasana bis yang kurang nyaman dan agak ramai, membuat titik fokusku pecah kemana-mana, ide yang akan aku tuliskan tidak tertuliskan sama sekali. Ya, aku menyadarinya saat itu. Suasana yang tenang dan nyaman yang aku butuhkan untuk menuliskan suatu hal. Aku pikir aku bisa seperti yang lain, yang dimanapun bisa mengungkapkan ide-idenya. Tetapi bagiku itu tidak kecuali mood sedang bagus-bagusnya. Tetapi bagaimanapun keadaan di rumah, entah adik yang berisik atau apapun aku tetap bisa menuangkan ide tulisanku. Karena rumah memang tempat ternyaman untuk menggali ide-ide menulisku. Mungkin karena suasana desa yang asri dan alami yang bisa membuatku seperti ini.

#komunitasonedayonepost
#odopbatch6
#day28


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Novel “BUMI CINTA”-Habiburrahman El-Shirazy

Di Antara Jarak

Raih Keberkahan dengan Menebar Kebaikan