Ketika Cinta Mewujudkan Impian (Setetes Tinta Hitam)

Di kelas

Intan                  : “Hay Rey, kamu lagi nulis apaan sih.” (basa-basi)
Reina                 : “Nggak nulis apa-apaan.(buru-buru memasukkan bukunya kedalam tas).
Intan                  : Owhh.. kok kamu main rahasia-rahasiaan sih.”
Reina                 : “ Biarin, darimana saja kamu kok baru masuk kelas,gerombolan lagi.”
Intan                  : “Dari ngumpul tadi.”
Reina                 : Ohh.”
Intan                  : “Kok cuman oh, sih, kamu nggak kepo gitu.”
Reina                 : “Terus aku harus gimana.”

Tettettet.........

Tiba-tiba Pak Doni guru IPA Biologi sudah berada di depan kelas.

Pak Doni           : “Tok tok tok. (menggedor-gedorkan penghapus di papan tulis) semua diam. Kalian nggak dengar bel apa?”
Semua Murid    : “Ya, Pak.” ( langsung duduk di kursi masing-masing) berbeda dengan Reina yang sudah duduk manis di kursinya sejak tadi.

Tok.. tok.. tok (sambil membuka pintu)
Pak Doni           : “Ya silahkan masuk, kamu murid baru itu ya?”
.........                 : “Iya pak.”(sambil membungkuk sopan).
Pak Doni           : “Silahkan memperkenalkan diri dahulu.”
..........                : “Halo teman semua, namaku Bryaant.(disambut riuh siswi-siswi yang ada di kelas). Aku pindahan dari Bandung.
Semua siswi riuh saling berbisik-bisik, itu kan cowok yang tadi. Para siswa hanya riuh karena cowok kayk gitu aja di sukai(iri).
Intan                  : “Rey, tau nggak tuh cowok yang tadi pagi, ahh dia ganteng banget sih dengan rambutnya, kulit putih, tinggi, dan lesung pipi saat tersenyum, ihh pokoknya dia idaman banget deh.
Reina                 : “Ohh, gitu ya.”
Intan                  : “ kok kamu cuek aja sih, teman yang lainnya aja heboh tau.”
Reina                 : “ Biasa aja.”
Pak Doni           : “Semuanya diam. Bryant kamu sekarang duduk di kursi yang kosong.”
Bryant               : “Baik pak.” (berlalu menuju tempat duduk yang ada di pojok).
Pak Doni           : “Sekarang buka buku kalian!! Kita mulai pelajaran hari ini.
Baik Pak...(jawab seluruh siswa)
Pak Doni           : “Oh iya Bryant kamu belum punya buku Diktat kan, kamu ikut sama depan kamu saja ya.”
Bryant               : “ Baik Pak.”

Para siswi menawarkan buku pelajaran diktatnya kepada Bryant yang belum mempunyai buku. Mereka berebut mencuri perhatiannya. Intan pu  ikut-ikutan. Tetapi Bryant hanya diam dan memilih ikut teman di dekatnya. Reina hanya menoleh karena tempat duduknya yang paling depan dan Bryant duduk di bagian pojok sehingga mereka bertemu pandang sejenak, tetapi Reina tak menghiraukan itu semua. Ia langsung fokus kepada pelajaran Pak Doni.
Bryant               : “Em kenapa cewek itu berbeda dengan yang lainnya ya.(batinku)
Karena mengingat gurunya yang agak kiler seluruh siswa langsung fokus ke Buku Diktat mereka masing-masing.
Dua jam pelajaran pun berlalu.
Teet—teet—teet
Pak Doni             : “Yasudah dilanjutkan besok kerja kelompok, Bapak yang akan membagi kelompoknya akan saya acak. Selamat siang.
Siang Pak. (jawab seluruh siswa).

Seluruh siswa dan siswi SMA Harapan sudah berhamburan keluar kelas berebut untuk pulang lebih duluan. Begitu juga Reina dan Intan mereka juga ingin cepat pulang terutama Reina, Ia ingin cepat pulang ingin memberikan hadiah terindah karena menjuarai OSN.
Intan                    : “Rey, aku duluan ya. Aku udah dijemput tuh, atau kamu mau barengan sama aku biar diantar sama Papa.
Reina                   : Nggak usah deh, makasih aku pulang naik Bus lagi aja.”
Intan                    : “ Oke aku duluan. Dahh.”( berlalu dan melambaikan tangan ke arah Rey).

Reina langsung menuju Halte.
Pim..pim..pimm (ada suara motor besar yang berhenti didepan Reina yang menunggu bis ke arah rumahnya)
Bryant                 : “Hay. Kayaknya kita sekelas ya.”
Reina                   : “heemem.”(mengangguk dan cuek).
Bryant                 : “Mau aku anter pulang nggak?” (sok akrab)
Reina                   : “Nggak usah deh aku mau naik bus saja.” (masih cuek)
Bryant                 : “Owh iya selamt ya atas kemenanganmu. Kayaknya kamu memang benar-benar cerdas.”
Reina                   : (Bergumam)

Untungnya ia diselamatkan bus yang menuju ke rumahnya datang. Reina langsung berlalu dan naik bis tadi.

Sesampai Di rumah.

Reina                   : “Assalamualaikum.”
Mama Reina        : “ Waalaikumsallam. Eh sayang, kamu udah pulang.”
Reina                   : “Iya ma, Papa sama Rendy mana ma?”
Mama Reina        : “Kalau papa kamu masih kerja, kalau adik kamu lagi main tuh di taman belakang.
Reina                   : “Oh iya ma, mama mau tau nggak aku punya surprise nih buat mama dan papa.”
Mama Reina        : “Memangnya apa?” (bingung bercampur penasaran)
Reina                   : “Ada dehh.”
Mama Reina        : “Apaan sih, sayang membuat mama penasaran aja deh.”
Reina                   : “Jadi giini ma, sebenarnya aku mengikuti lomba OSN, tetapi aku sengaja tidak ngasih tau sama papa dan mama. Dan ternyata hasilnya, aku juara ma.” (Sambil memeluk mama)
Mama Reina        : “Yaampun Rey, kamu benar-benar hebat, selamat ya. Pokoknya kita harus merayakan kemenanganmu ini. Mama akan ngasih tau papa kalau kamu mendapatakan juara, Pasti Papa kamu syok deh.”
Reina                   : “Iya ma. makasih ya.”
Mama Reina        : “Ya sudah kamu ganti baju trus makan.”

Di meja makan saat makan malam

Reina menyusul mama, papa dan Rendy yang sudah siap di meja makan, karena Reina seperti biasanya apalagi kalau bukan nulis, nulis dan nulis.

Papa Reina          : “Kok baru turun sih, Rey? udah dirungguin dari tadi nih.”
Reina                   : “Nggak papa tadi lagi nyelesaian tugas sekolah, pa. Oh iya mengapa pada senyum-senyum gitu sih?”
Papa Reina          : “Loh, gimana sih, Kita kan lagi senang karena kamu dapat menjuarai OSN itu? Kok kamu nggak bilang sama papa dan mama sih kalau ikutan lomba.”
Reina                   : “Oh, itu ya kan biar surprise.” J
Mama Reina        : “Yas sudah, ayo makan malam, ini mama masak spesial buat kamu.”
Reina                   : “Wahhh, makasih ya ma.”
Mama Reina        : “Iya, (sambil menyendok nasi ke piring Rendy)

Makan malam pun selesai dengan nikmat.
Reina                   : “Ma, Pa aku ke kamar duluan ya, mau melanjutkan tugas yang tadi.”
Mama Reina        : “Iya, sayang jangan malem-malem ya tidurnya.”
Reina                   : “Baik, ma.”

Keesokan harinya.

Reina turun dari atas dan ke meja makan.

Reina                   : “Ma Rey, berangkat duluan ya.”(Sambil menyambar roti yang dihidangkan mama)
Mama Reina        : “Lhoh, lhoh, kok buru-buru sih, sayang.”
Reina                   : “Iya ma.”

Reina buru-buru karena lima menit lagi bel akan berbunyi, ia lari pontang-panting di koridor sekolah. Tiba-tiba Rey menubruk sesuatu.
Bryant                 : “Kamu hati-hati dong kalau jalan.”
Reina                   : “Aduhh, buru-buru nih, maaf ya.”
Reina buru-buru lari sehingga tak sadar kalau yang ditubruknya tadi adalah teman sekelasnya, Bryant.

-BERSAMBUNG-

#postinganbebas
#FiksiOdop6
#OneDayOnePost

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Novel “BUMI CINTA”-Habiburrahman El-Shirazy

Sebuah Rahasia

Raih Keberkahan dengan Menebar Kebaikan