TEROR

Hari ini Kinara tergesa-gesa masuk ke kelas karena waktu udah menunjukkan pukul 07.00 WIB, sedangkan teman-temannya sudah bersiap untuk melakukan pemanasan waktu jam olahraga. Kinara sekolah di SMA Harapan kelas XI IPA 3, sekolahnya agak jauh dari rumah dan harus naik bus karena ia tidak diizinkan oleh kedua orangtuanya untuk memakai kendaraan sendiri. Pagi ini Kinara bangun kesiangan sehingga hampir terlambat masuk ke sekolahnya. Kinara hendak memasukkan seragam putih abu-abunya ke dalam lokernya namun ia kaget ketika menemukan sebuah amplop di dalam lokernya. Kinara mengecek isi amplop tersebut dan isinya seperti teror entah siapa yang tega mengirim Kinara dan sepertinya ia juga tidak mempunyai musuh di sekolahnya, ia segera memasukkan amplop tadi ke dalam lokernya karena Ghea memanggilnya dari sudut lapangan.
Heh, Lo kenapa bengong aja Kin.” Tanya Andrian yang duduk disamping Kinara, melihat Kinara sejak jam Olahraga tadi tidak kelihatan fokus, biasanya Kinara semangat sekali ketika jam olahraga karena tidak harus berfikir keras memecahkan soal-soal yang sulit di dalam kelas.
Gue gapapa, Yan.”jawabnya singkat.
Hari selanjutnya Kinara masih mendapatkan teror seperti hari kemarin bahkan lebih parahnya di kotak surat depan rumahnya juga ada amplop teror tersebut. Hal tersebut berlangsung selama 3 hari ini. Kinara masih berfikir keras dan akhirnya ia menceritakan kepada sahabatnya. Ketiga sahabatnya ( Ghea, Intan, Andrian) menggeleng bersamaan bahwa ia tidak mengetahui hal tersebut. Kinara pulang dengan lesu dan tergesa-gesa masuk ke dalam rumah, bahkan ia tidak mau mengecek kotak surat yang ada di depan rumahnya karena ada amplop yang sama seperti kemarin.
Di sisi lain, terlihat tiga orang yang masih berseragam SMA di sebuah warung seberang sekolah SMA Harapan sedang berbincang-bincang sesuatu.
Gue pengen ngakak ngeliat muka Kinara yang keliatan ketakutan dan lesu.” Ketawa Andrian pecah membayangkannya.
Gue juga, ga biasanya kan Kinara diam kerjaannya, biasanya usil sana-sini.” Sahut Ghea.
“Eh, guys misi selanjutnya, Gue kirim MMS ke Kinara ya.” Kata Intan dengan antusias.
“Oke, lanjutkan.” Jawabnya bersamaan yang diiringi tawa mereka.
Kinara bermalas-malasan di kamarnya dan benda yang tergeletak di nakas berbunyi nyaring. Ia segera mengambil gawai kesayangannya dan kaget ketika hendak membuka pesan yang ada di gawainya. Siapa sih orang yang ngirim MMS, nomornya tampak asing juga. Sekarang kan jaman modern, bisa ngirim gambar lewat WhatsApp, Line, BBM tapi kenapa malah dikirim melalui MMS, Fikirnya. Dengan hati-hati ia membuka pesan tersebut dan disana terlihat gambar mengerikan yang membuat bulu kuduknya berdiri semua, merinding dan ketakutan. Yaps, Kinara takut sekali dengan ulat, apalagi ini ulatnya banyak sekali dengan bulu yang mengerikan memenuhi sebuah pohon. Kinara bergidik ngeri dan masih ketakutan. Ya Allah, teror apalagi ini, fikirnya.
“Kin, buruan turun, Mama sudah masakin makanan kesukaan kamu.” Teriak Indah dari dapur.
“Iya, Ma.” Kinara buru-buru turun dan menuju meja makan.” Mereka pun makan bersama, Papanya pun ikut hadir di meja makan, tidak seperti biasanya yang masih sibuk mengurus bisnis di luar kota.
Jam sudah menunjukkan hampir menunjukkan pukul 12.00 malam tetapi Kinara masih berguling sana-sini karena tidak bisa tidur mengingat hari-hari dijalani yang semakin aneh akibat teror tersebut. Semua lampu juga sudah dimatikkan karena sudah malam. Tiba-tiba ada suara yang menggedor-gedor pintu rumahnya, Kinara dengan hati-hati keluar dari kamarnya dan lampu dihidupkan entah oleh siapa. Semua lampu menyala tapi yang tampak terlihat adalah puluhan kostum ulat seperti di kartun larva. Mereka menyanyikan lagu happy birthday dengan suara yang memenuhi rumahnya.
“Happy Birthday, Kinara.” Ucap Mama dan Papanya yang muncul dari balik pintu, mereka tidak menggunakan kostum seperti yang lainnya.
Happy Birthday Kinara.” teriak tiga orang sahabatnya yang dengan bersamaan melepas kostum di kepalanya.
“BODOAMAT!!!” Kalian nyebelin tau nggak, gue kesal sama kalian, tega banget ngerjain kayak gini coba. Omel Kinara sambil mengerucutkan bibirnya pertanda ia sebal.
Ketiga sahabatnya hanya tertawa terbahak-bahak karena berhasil mengerjain Kinara yang notabene sering usil ke mereka. Sahabatnya tau kalau Kinara paling takut dengan ulat makanya mereka positif bakalan berhasil mengerjainnya.
“Sudah buruan make a wish,keburu cair lilinnya.” Kata Ghea selanjutnya. Sambil ketawa.
Setelah meniup lilin Kinara memotong kue ulang tahun dan membagikan kepada kedua orangtuanya, sahabatnya dan teman sekelas yang ikut hadir. Yaps, tepat dari pukul 12.00 malam ini Kinara berumur 17 tahun.
Selesai^^
#OneDayOnePost
#Odop_6
#Tantangan1
#Day11

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Novel “BUMI CINTA”-Habiburrahman El-Shirazy

Sebuah Rahasia

Raih Keberkahan dengan Menebar Kebaikan