Gadis Pohon Maple

Gadis Pohon Maple

Siluet senja menembus sela-sela pohon maple. Satu-satunya pohon yang di tanam di ujung pekarangan rumah Lintang. Tepat di bawah pohon di berikan kursi taman. Tempat itu adalah tenpat di mana ia membuat janji masa kecil dengan sahabat kecilnya.

15 tahun berlalu, tak ada yang berubah dalam hidupnya. Lintang selalu yakin akan kehadirannya kembali. Ia tak pernah lelah menunggu. Ia gunakan topi untuk menutup kepala yang rambutnya kian menipis. Ia tak ingin melewatkan senja barang sedetikpun setiap sorenya.
“Lintang, masuk rumah dulu yuk.” ajak seorang paruh baya. Dokter yang merawatnya selama ini. Orangtuanya bekerja keras untuk membayar biaya rumahsakitnya selama ini.
“Masih ingin di sini dok.” jawabnya masih dengan posisi duduknya. Dokter Lastri hanya bisa menatap sendu Lintang.
@@@@@@

Suatu hari Lintang sedang jalan-jalan menikmati sejuknya pagi. Tiba-tiba ada seseorang yang menyerempetnya menaiki sepeda.
“Kring..kring.” dengan percaya dirinya ia malah melenggang pergi begitu saja.
“Arkann.” Lintang ingin berteriak memanggil cowok gatau diri tadi. Tetapi keburu semua menjadi gelap dan ia pun pingsan.
“Ark… Arkann.” Lintang menyebut-nyebut nama itu berulang kali.
“Kamu udah baikan?” tanya seseorang.
“Kamu siapa? Kok aku bisa ada di sini?” cerocos Lintang mengintrogasi.
“Kamu tadi pingsan , makanya aku bawa ke sini.” jawabnya lagi.

Setelah mengucapkan terimakasih Lintang lalu beranjak pergi meninggalkan rumahsakit. Ia tak akan betah berada di sana sehingga harus di rawat di rumahnya sendiri akibat penyakit yang menggerogotinya. Jika parah barulah ia akan mau menuruti paksaan Ayah dan Bundanya.

Meskipun dalam kondisi yang tidak baik, Lintang masih tetap melanjutkan kuliahnya. Jika keadaan yang tidak memungkinkan ia akan belajar melalui E-Learning. Suatu sore Lintang dan Tania duduk-duduk seperti biasa di bawah pohon maple. Tempat di mana ia selalu menunggu kehadiran akan seseorang yang telah meninggalkan sepi sejak ia berumur 5 tahun. Mereka mengobrol ngalor ngidul sambil di selingi candaan. Mungkin ini akan menjadi moment indah yang akan di kenang sebelum kepergiannya.

-BERSAMBUNG-

#postinganbebas
#FiksiOdop6
#OneDayOnePost

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Novel “BUMI CINTA”-Habiburrahman El-Shirazy

Sebuah Rahasia

Raih Keberkahan dengan Menebar Kebaikan